BlogMain
She James tea
Sunday, January 6, 2013
Hati-hati dengan penipuan lowongan kerja
salam semangat bro...
kawan-kawan senasib dan sepenanggungan, warning aja ini mah. hampir saja tadi saya jadi korban penipuan iklan lowongan kerja. pokoknya kalau apply lamaran kerja, di cek terlebih dahulu perusahaan atau instansi yang akan kita lamar. googling dulu via internet nama perusahaannya. insya Allah tidak akan akan kena tepu...haha.
sekian informasi yg bisa saya sampaikan. terus semangat bro...pekerjaan yang baik sedang menunggu kita.
Thursday, January 3, 2013
Thursday, August 2, 2012
Ngabuburit
Kulindungi
dari politik dan kiai
Pada tiga baris pertama puisi, wilayah
permasalahan sang “aku” berkisar dalam dimensi vertikal dan domestik (rumah
tangga) yang privat. Baru pada baris terakhir ini, wilayah permasalahan sang
“aku” beranjak pada dimensi sosiokultural. Kata politik dan kiai
mewakili argumen ini.
Politik adalah seni dan ilmu untuk
meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. (id.wikipedia.org)
Dalam teori politik praktis, dikatakan bahwa
selain politik tingkat tinggi yang melibatkan negara dan bangsa, pada dasarnya
segala kegiatan manusia sehari-hari sekalipun melibatkan (strategi) politik.
Jika kita ambil pemaknaan hakikat politik atau siyasah (Arab) yang
sederhana ini, berarti pengaturan posisi perabot dalam rumah, aktivitas
tawar-menawar di pasar, pendekatan seseorang pada orang yang ditaksir, hingga
aktivitas di kantor, semua dilakukan dengan berpolitik (hubungan yang menguasai
dan yang dikuasai).
Berbicara mengenai politik di dunia kerja,
sudah menjadi rahasia umum jika di setiap kantor banyak aktor-aktor politik
yang bertingkah-polah sedemikian rupa untuk mencapai tujuannya masing-masing.
Biasanya, ambisi adalah bahan bakar mereka.
Orang-orang yang buta tauhid, biasanya
berpandangan, “Sulit kaya jika tidak korupsi” atau “Mencari yang
haram saja susah, apalagi yang halal.”
Oleh sebab itu, jalan menuju yang dicita-citakan harus dibersihkan dari
segala penghalang.
Yang atasan berlindung di balik jabatannya
dan menekan bawahan yang coba-coba sok idealis--dengan peraturan-peraturan yang
dibuat agar seperti hukum negara--hanya untuk menyembunyikan pencurian harta
negara yang dilakukannya. Pemimpin seperti ini jelas-jelas buta agama, terlebih
buta tauhid. Mereka (mungkin) lupa bahwa menjadi pemimpin itu benar-benar
tidak mudah karena pemimpin adalah teladan,
memiliki kewenangan tanpa menjadi sewenang-wenang (Pemimpin dalam Islam,
alhikmah.com). seorang pemimpin wajib memenuhi kriteria sebagaimana
dicontohkan Nabi saw..
1. Siddiq: benar
dalam niat, benar dalam perkataan, benar dalam berpikir (tidak licik) dan benar
dalam perbuatan.
2. Amanah: tepercaya, jujur,
menepat janji, dan bertanggung jawab
3. Fatonah:Mempunyai
wawasan yang luas, berpikir maju mempunyai keterampilan yang baik dalam membaca
potensi dan memotivasi orang-orang yang dipimpinnya.
4. Tablig: mampu
berkomunikasi efektif, lebih banyak mendengarkan orang-orang yang dipimpinnya,
bahasa komunikasinya bisa dimengerti oleh orang-orang yang dipimpinnya, mudah
dihubungi dan juga mudah untuk dekat siapapun, bersikap . ramah, selalu
menghormati orang-orang yang dipimpinnya, mempunyai pertimbanganyang bijak
serta selalu bersahabat kepada setiap orang, selalu berusaha memahami keinginan
orang-orang yang dipimpinnya serta mengetahui kebutuhan orang-orang yang
dipimpinnya.
Sedang hal yang harus dihindari oleh seorang pemimpin adalah lisan yang tidak
terjaga, terlalu banyak bergurau, sering berkata keras, kasar dan keji, sering
mengobral janji yang tidak ditepati dan sering bersumpah palsu, berdusta atau
terbukti berbohong, egois, sombong, tidak tahu etika, dan tidak adil.
Kalian adalah pemimpin, maka kalian akan dimintai pertanggung
jawaban.
Penguasa adalah
pemimpin, maka akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (hadis)
Yang bawahan lalu terpancing untuk berlomba
meraih simpati atasan, mereka rela menjadi spesies manusia bermuka tebal demi
memenuhi ambisi pribadi. Ada yang ingin potensinya diakui; ada yang juga
mengharapkan kebagian rezeki atasan, ada yang demi lompatan karier. Lalu
lingkungan kantor seluruhnya menjadi lingkungan hipokrit. Penghuni kantor
saling bertegur sapa dengan senyum manis, sambil hati mereka saling menyikut,
saling menangkis. Mereka tidak tahu bahwa Allah Memandang dengan pandangan
tembus-menembus hingga ke hati. Jika mereka orang-orang bertauhid, mereka pasti
ada malu kepada Allah dan dirinya sendiri, apalagi sampai melakukannya di bawah
sorot tajam Pandangan-Nya.
Dalam dimensi politik pemikiran, kita melihat
kebanyakan umat muslim telah terbius dengan kebijakan rasionalis-sekular Barat
yang menjadi pemimpin peradaban masa kini. Prinsip Darwinisme bahwa kehidupan
ini berawal dari sebuah kebetulan dan prinsip filsafat Descartes cogito ergo
sum (aku berpikir maka aku ada) adalah awal pemertuhanan akal dan
penyingkiran wahyu Ilahi dari kehidupan. Berinduk dari kedua pemikiran sekular
inilah manusia lalu menjunjung tinggi humanisme dengan HAM-nya, feminisme,
materialisme, dan lain-lain. Segala
“kebaikan” -isme ini diterima begitu saja tanpa filter akidah hingga merasuk ke
dalam kehidupan pribadi muslim tanpa disadari.
Dengan alasan HAM, kita lalu enggan
mengingatkan orang menzalimi dirinya sendiri. Padahal, setiap muslim wajib
saling menasihati. Nabi juga bersabda, setiap mukmin itu cermin bagi mukmin
lainnya. Misalnya dalam urusan pernikahan lintas agama yang beberapa waktu
silam dilakukan kalangan selebritas. Mereka berpolitik, melakukan pernikahan di
luar negeri agar terhindar dari kungkungan syariat. Ada juga pasangan yang “mengakali”
Allah dengan menjadi mualaf aspal: asli dalam administrasi di KUA dan di
hadapan manusia, tetapi palsu di hadapan Allah Swt..
Dan janganlah orang-orang yang kafir itu
mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya
mereka tidak dapat melemahkan Allah.(Q.S.Al-Anfal:l59)
Dengan pikiran iman yang bodoh ini, mereka
berpikir telah berhasil melarikan diri dari hukum Tuhan, bahkan dari Tuhan
sendiri. Mereka lupa (atau tidak tahu) bahwa Allah meliputi segala sesuatu. Mereka
juga tidak sadar telah melakukan pelecehan terhadap Ilmu Allah. Dalam
pandangan mereka, Tuhan itu tidak mengerti manusia dan ke-manusia-an; tidak
tahu bahwa cinta memiliki kekuatan mendobrak segala perbedaan. Tuhan tidak
bijak karena menetapkan hukum syariat yang tidak sesuai dengan manusia dan
kemanusiaan. Inilah akibat mengambil pedoman hidup tanpa kawalan akidah.
Dan kehidupan rumah tangga orang-orang semacam ini dipandang Allah dengan
pandangan murka hingga akhir zaman.
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati
orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang
(kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. (Q.S. Ali Imran: 149)
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman
(dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal
hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang
melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan
baginya azab yang besar. (Q.S.
An-Nahl 106)
Kata kiai muncul dalam akhir puisi ini
tampaknya mengacu pada ulama-ulama yang tinggi ilmu keagamaannya, tetapi rendah
dalam pemahaman keagamaan itu sendiri. Mereka taklain sekadar mengatakan
kembali hal-hal yang dikatakan Allah dalam Alquran--seperti burung beo yang
terlatih--tanpa menggiring umat pada pemahaman agama yang lebih lanjut; yang
lebih dalam sehingga umat tergerak dan bergairah meningkatkan kualitas
keberagamaannya serta kualitas pengenalannya pada Sang Pencipta.
Dalam kebanyakan khutbah, umat selalu diimbau
untuk ikhlas, rida, zuhud, dan zikir. Akan tetapi, sang pengkhutbah tidak
menunjukkan bagaimana pemahaman hakikat dan teknis melakukan ikhlas, rida,
zuhud, dan zikir yang hakiki. Dari sisi tauhid, ulama-ulama seperti ini
hanyalah kaset berjalan berisi rekaman ceramah dengan sekelumit dalil yang
membuat umat bosan dan terkantuk-kantuk. Umat lalu beranggapan mempelajari
agama itu membosankan, begitu-begitu saja. Paling-paling yang inovatif itu cara
penyampaiannya saja. Tidak ada yang “baru” dalam Alquran. Alquran tertinggal
oleh peradaban masa kini yang jauh lebih “maju”. Hubungan isi Alquran dengan
internet saja, tampaknya sama sekali tidak ada. Umat lalu tergiring untuk
menjalani agama dengan ala kadarnya; semakin jauh dari pemahaman akan diri dan
Tuhannya. Secara tidak disadari, umat justru menjadi semakin asing akan dirinya
sendiri dan Tuhan.
Ada juga golongan ulama yang menjadikan syiar
Islam sebagai profesinya; mencari nafkah dari menceramahi umat dengan mengobral
ayat dan menentukan tarif panggil.
Inilah golongan manusia yang disebut Allah sebagai orang-orang yang
menjual agamanya dengan harga murah.
Yang paling aku takuti atas umatku adalah orang munafik
yang pandai di lidah. (hadis)
“Aku melihat beberapa kaum, bibir mereka digunting dengan
gunting. Maka aku bertanya,’Siapakah mereka?’ (Jibril) menjawab,”Ulama dari
kalangan umatmu.” (hadis)
Sadarlah wahai para penceramah dan penulis, dirimu masih
dipenuhi nafsu dan keinginanmu. Celaka kamu, jika kamu menentang orang khawash,
kamu akan hancur dan kamu tidak akan sampai pada bagianmu. (Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani)
Intinya, baris terakhir puisi ini mengisahkan
penolakan sang “aku” terhadap hal-hal sedemikian. Hal-hal inilah yang
melahirkan frasa kulindungi dari. Maksudnya, tentu saja menjaga
agar hatinya tidak tercemar oleh hal-hal yang disebutkan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali. 1998. Tauhidullah.
Diterjemahkan oleh Wasmukan. Surabaya: Risalah Gusti
An-Nafiri, Hasan. 2008. Melihat Allah.
Diterjemahkan oleh Basymeleh, dkk. Surabaya: Bina Ilmu
Jailani, Abdul Qadir. 2007. Menjadi
Kekasih Allah. Diterjemahkan oleh M. Ahmad. Yogyakarta: Citra Media
Jerrahi, Mozafer Ozzak. 2006. Dekap Aku
dalam Kasih Sayang-Mu. Diterjemahkan oleh Prihantoro. Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta
Nadjib, Emha Ainun. 1996. Cahaya Maha Cahaya. Jakarta: Pustaka Firdaus
Raniri, Nur Ad-Din. 2003. Rahasia Manusia
Menyingkap Ruh Ilahi. Yogyakarta: Pustaka Sufi.
Renard, John. 2006. Mencari Tuhan. Bandung: Mizan
W.M., Abdul Hadi. 2004. Hermeneutika, Estetika, dan
Religiusitas. Yogyakarta: Matahati.
Catatan Emha Ainun Nadjib (2)
Senin, 07 Februari 2011
Label: buku-ku, inspirasi-ku
Tuesday, November 29, 2011
Bacaan bilal tarawih
· صَلاَةُ سُنَةً التَرَاِويْحِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَة ًرَحِمَكُمُ اللهِ.
اََجَرَكَ اللهُ ،،،
لاَ اِلهَ اِلاَ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِِىِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِ شَيءٍ قَََدِيْرٍ
· اَللهُمَ صَلِ عَلَى سَيِدِنَا مُحَمَدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِدِنِا مُحَمَدٌ.
· فَضْلاً مِنَ اللهِ تَعَلَى وَنِعْمَة،ً وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَة.ً
صَلِى وَسَلِمْ عَلَيْهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ ،،،
· اَللهُمَ صَلِ عَلَى سَيِدِنَا مُحَمَدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِدِنِا مُحَمَدٌ.
· فَضْلاً مِنَ اللهِ تَعَلَى وَنِعْمَة،ً وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَة.
صَلِى وَسَلِمْ عَلَيْهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ ،،،
· اَللهُمَ صَلِ عَلَى سَيِدِنَا مُحَمَدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِدِنِا مُحَمَدٌ.
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ ،،،
· اَلْخَلِيْفَةُ اْلاَوَلُ اَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيَدِنَا اَبُوْبَكْرٍ الصِدِيْق.
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلَى النَبِيِ ،،،
· اَلْخَلِيْفَةُ اْلاَوَلُ اَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيَدِنَا عُمَرُبْنِ الْخَطَاب.
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلَى النَبِيِ ،،،
· اَلْخَلِيْفَةُ اْلاَوَلُ اَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيَدِنَا عُسْمَانِ بْنِ عَفَان.
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلَى النَبِيِ ،،،
· اَلْخَلِيْفَةُ اْلاَوَلُ اَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيَدِنَا عَلِيُ بْنِ اَبِيْ طَالِبِ.
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلَى النَبِيِ ،،،
Do’a Tarawih
Sunday, October 17, 2010
puisi
SANG PENDAMPING
Ujian usai aku lalui
Penuh kebiasaan, tanpa ketegangan berarti
Tak seperti dibenakku
Eh,,,ternyata hanaya begitu, simple
Bulan terakhir di kampus
Menunggu kemarau April
Toga siap aku kenakan
Semua berdatangan keluarga
Enam tahun lamanya
Aku menempuh ini semua
Dengan suka dan duka
Aku bersyukur dan bersabar
Kini saatnya sang Pendamping tiba
Mengajak nakhoda ke kehidupan nyata
Di gerbang intelektual muda
Sang Sarjana Pendidikan.
Bintaro, 21 januari 2010
KESEMPITAN
Pagi ini aku terlampbat
Menjemput Sang Mentari
Sudah tak terhitung cepat
Kapan ini diawali
Dompetku makin luas
Bukan karma isinya penuh
Tapi sebaliknya
Semangat meraih rizki-Mu
Sampai menghitung hari
Engkau masih memberiku rizki
Sesuai janji-Mu
Sesudah kesempitan ada kemudahan
Mendampingi hari-hariku
Dengan penuh kekuatan
Semoga itu mimpi nyata
Tak akan hilang ditelan siang
Bintaro, 25 Januari 2010
MENUNGGU REMBULAN
Sendiri menyertai hariku
Pagi ini, siang ini, bahkan mungkin esok hari
Ada keinginan yang terus bergejlak
Menunggu Rembulan datang
Entah kapan ia datang
Mengharap cahayanya
Menatap keindahannya
Penuh pesona kehangatan
Huhh…memang tak mudah
Dalam kesendirian semu
Bayanganpun samara-samar
Suara gemetar tak tertahankan
Usia terus begerak maju
Bertambah sampai ajal
Seisi dunia makin tumpah
Penuh hasrat yang bergejolak
Bintaro, 29 Januari 2010
Oo..h MENTARI
Oo..h Mentari pagi
Segarkan tubuhku
Oo..h Mentari siang
Berilah aku kekuatan
Sore sebentar lagi datang
Menjemput kesadaran
Menanti sang gelap tiba
Dalam alam yang riuh ketenangan
Istirahat, terpejam, dan melayang sekejap ke Bumi
Mengisi inspirasi, memupuk motivasi
Mari benahi diri, demi kehidupan sejati
Biar mentari esok hari tersenyum kembali
Bintaro, 05 Februari 2010
Monday, August 30, 2010
PUISI HUMOR
Terang bersinar kulit putihmu
Hitam dan panjang urai rambutmu
Harum semerbak wangi parfummu
...
Hii... takuuutt...
Hantuuuuuu.......
Sandal mu
Aku selalu setia menemani tiap langkahmu
Aku selalu teguh menopang berat tubuhmu
Aku selalu tabah kalau kau tak memerlukanku
Tak peduli kuterbuang, terbalik, atau terjepit kaki lemari
Karena aku adalah sandalmu sejati
Hitam dan panjang urai rambutmu
Harum semerbak wangi parfummu
...
Hii... takuuutt...
Hantuuuuuu.......
Sandal mu
Aku selalu setia menemani tiap langkahmu
Aku selalu teguh menopang berat tubuhmu
Aku selalu tabah kalau kau tak memerlukanku
Tak peduli kuterbuang, terbalik, atau terjepit kaki lemari
Karena aku adalah sandalmu sejati
Subscribe to:
Posts (Atom)